Mengagumi Keindahan Edelweis dan Jalak Lawu
Ada
banyak hal menarik yang bisa dilihat di sepanjang perjalanan pendakian Gunung
Lawu. Salah satunya tanaman khas gunung seperti bunga edelweis (Anaphalis
Javanica). Sayangnya keberadaan bunga edelweis di Gunung Lawu kini semakin
menyusut. Tak seperti tanaman lain, edelweis yang dijuluki bunga abadi ini
memang menjadi incaran parapendaki hanya untuk dijadikan koleksi. Keberadaan
bunga edelweis di Gunung Lawu ditengarai terdapat lima jenis yakni berwarna
putih, coklat, kuning, ungu, dan merah muda. Dari berbagai jenis tersebut,
jenis putih dan coklat mendominasi vegetasi edelweis yang berada di sisi barat,
utara, timur dan selatan.
Penyusutan
vegetasi edelweis terlihat kentara di sekitar jalur pendakian. Umumnya, pendaki
memetik edelweis di lokasi dekat jalur pendakian. Dari ketiga jalur resmi
pendakian Gunung Lawu, yakni Cemoro Sewu (Magetan), Cemoro Kandang dan Cetho,
vegetasi edelweis di jalur Cetho dinilai masih lengkap. Sebab, jalur Cetho
menjadi jalur yang jarang dilalui
pendaki lantaran medan yang cukup sulit.
Selain
itu banyak pedagang yang menjarah bunga tersebut lantaran mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Penjualan bunga tersebut telah merambah di
pasar-pasar sekitar Tawangmangu. Bahkan, beberapa situs di internet telah
menawarkan bunga edelweis yang telah dikeringkan dengan harga tertentu. Pihak
terkait cukup merasa kesulitan untuk menindak pendaki yang nekat mengambil
bunga edelweis. Biasanya, para pendaki mengambil bunga tersebut pada saat turun
dari pendakian.
Gunung Lawu juga mempunyai satwa endemis yaitu Jalak Lawu. Jalak Lawu atau lebih di kenal dengan Jalak gading inipun keberadaannya semakin jarang di temui pendaki. Dulu, burung berbulu hitam ini sering bergerombol di dahan pohon, namun kini pendaki lebih sering menemukan burung tersebut terbang sendiri. Jalak Lawu menjadi fauna endemis Gunug Lawu yang ditemukan sejak 100-an tahun silam, kini populasinya semakin menyusut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Cooment Please....